Jepang dan masalah pengungsi
Membuktikan keadaan pribadi dan latar belakang menjadi pengungsi merupakan rintangan besar dan bukan tujuan awal."menyimpan"Oleh karena itu, situasi saat ini dimana kita bergerak berjauhan tidak dapat dihapuskan.
Jumlah pengungsi dan orang terlantar yang diumumkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2019 lebih dari 7000 juta.
Menurut Kementerian Kehakiman, jumlah pengakuan pengungsi pada tahun 2019 adalah44 人.
Dengan angka putus asa ini, Anda akan tahu rendahnya toleransi pengungsi Jepang.
Jangka waktu pendaftaran pengungsi rata-rata di Jepang adalah 3 bulan, dan maksimal 10 tahun.
Selama ini, tidak ada dukungan khusus dari pemerintah bagi pelamar, dan sistem izin kerja berlaku mulai enam bulan setelah mengajukan status pengungsi.pencari suaka palsuHal ini menimbulkan banyak permasalahan akibat dimanfaatkannya celah hukum.
Karena Jepang adalah anggota Perjanjian Pengungsi, Jepang menerima pengungsi, tetapi tingkat pengakuannya jauh lebih rendah daripada negara-negara maju lainnya seperti Jerman, Kanada, dan Amerika Serikat, memperlihatkan kerasnya negara tuan rumah. Anda bisa lihat
Salah satu alasan rendahnya tingkat pengakuan ini adalah sistem pengakuan pengungsi.Definisi “pengungsi” dan penafsiran “penganiayaan” tidak jelas.Itu
Setiap negara mengambil keputusan berbeda mengenai perjanjian yang sama, dan perbedaan definisi serta penafsiran dapat mengakibatkan persetujuan atau penolakan terhadap perjanjian yang sama.
Selain itu, dengan diterbitkannya izin kerja bagi pelamar pengungsi pada tahun 2010, non-pengungsiJumlah orang yang mencari tenaga kerja migran meningkat pesat.Namun, untuk mencegah aplikasi palsu, standar penyaringan menjadi lebih ketat.
Dalam proses aplikasi, klaim pengungsi harus dibuktikan dengan benar, penilaian dibuat dengan mempertimbangkan kemungkinan penurunan keamanan publik dan risiko sosial karena penerimaan pengungsi, dan secara hukum dikontrol oleh Biro Imigrasi. Situasi saat ini adalah bahwa tujuan awal dari "menabung" telah menyimpang.
Berbagai masalah, seperti risiko menerima pengungsi, penerimaan pengungsi secara politik, dan pemahaman masyarakat Jepang, telah meninggalkan orang-orang yang putus asa di jalanan yang kehilangan tempat karena konflik dan penganiayaan.
Dalam permasalahan pengungsi yang menyangkut keadaan yang kompleks seperti politik, agama, suku, sejarah, dan lain-lain, selain dari pertimbangan politik, boleh saja kita masing-masing mendalami permasalahan tersebut, meskipun kita tidak mengetahui kesimpulannya. inti nya? Mengapa? Dapat dikatakan bahwa salah satu hal yang penting adalah belajar dengan minat.